Senin, 25 April 2016

Lunturnya Bahasa Jawa




Globalisasi berjalan seiring berkembangnya  ilmu pengetahuan dan teknologi. Globalisasi membawa  kemajuan di dalam pribadi para remaja dan setiap elemen masyarakat, namun globalisasi juga memberikan dampak buruk pada budaya. Globalisasi membuat budaya menjadi terancam, karena masyarakat yang merasakan kemajuan jaman selalu beranggapan bahwa budaya daerah tidaklah penting lagi karena yang ada dalam otak mereka hanyalah bagaimana caranya dapat hidup mengikuti kemajuan perkembangan  iptek saat ini sehingga tidak ingin disebut gaptek.


Ironinya bukan hanya sekedar memberi dampak buruk terhadap sikap para remaja, namun juga merasuk ke dalam jiwa mereka yang kemudian tertanam kukuh dan kemudian menguasai diri  mereka. Sehingga mengalahkan kesadaran mereka dalam berbudaya. Salah satunya hilangnya atau lunturnya bahasa jawa. Mereka menganggap bahasa jawa ketinggalan zaman bahkan mereka banyak yang tidak bisa berbahasa jawa kepada orang yang lebih tua atau bahasa karma inggil. Mereka tidak bisa berbahasa jawa karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor orang tua yang selalu mengajarkan anaknya berbahasa Indonesia sejak kecil, lalu disekolah dan lingkungan tidak diajarkan berbahasa jawa. Sungguh memprihatinkan bukan kalau orang jawa tidak bisa berbahasa jawa!!. Atau pepeatah sering mengatakan  “Wong Jawa tapi ora Jawani”.Namun, di sisi lain tidak sedikit warga negara asing yang kagum akan budaya Jawa dan sangat antusias serta berlomba-lomba untuk bisa dan belajar budaya Jawa terutama berbahasa jawa



Memang sebuah kenyataan pahit yang harus diterima. Namun hal tersebut tidak boleh dibiarkan begitu saja. Rasa bangga tidak cukup hanya diucapakan di bibir saja, namun harus dibuktikan dengan tindakan nyata, yaitu kita wajib menjaga dan melestarikan bahasa jawa kita. Bahasa jawa  adalah  sebuah identitas dan cirri khas suku atau masyarakat  jawa.


Senin, 18 April 2016

Lunturnya Budaya Tari Daerah




            Dari tahun ke tahun budaya indonesia makin terkikis, terutama tarian  daerah. Semakin lama makin hilang,  padahal itu semua adalah kekayaan adat indonesia. Sekarang sulit sekali ditemukan diantara anak-anak bangsa yang mengenal budaya sendiri, bisa dikatakan, anak-anak bangsa jaman sekarang sudah dihanyutkan dengan globalisasi yang terlalu deras melanda Indonesia. Padahal, seharusnya kita lebih menyaring budaya yang masuk, supaya tidak bersinggungan dengan budaya sendiri. Tetapi yang ada sekarang, banyak anak-anak bangsa yang malu mengakui bangsa dan negaranya. Bahkan mereka menertawakan budaya-budaya Indonesia yang mereka anggap aneh, kuno, ketinggalan jaman, dsb. 


            Padahal tari-tarian merupakan bentuk kreatifitas yang mencerminkan cirri khas suatu daerah dan sering digunakan pada acara-acara sacral,pernikahan,menyambut  tamu yang datang ke daerahnya,dsb. Sebenarnya Kebudayaan itu merupakan hasil upaya manusia atau kreasi di dalam mengolah lingkungan demi keselamatan  dan kesejahteraannya. Dan akibat dari perbuatan tersebut banyak tari-tarian asli Indonesia diakui oleh negara lain, sangat disayangkan bukan hal tersebut?.
            Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda seharusnya melestarikan kebudayaan tersebut , karena sekarang kebudayaan lebih laku. Seperti halnya Bali, mereka menjual kebudayaannya untuk menarik para wisatawan. Selain itu,pemerintah Indonesia juga  perlu mengadakan sosialisasi dan pengenalan tentang kebudayaan Indonesia itu sendiri kepada seluruh penduduk Indonesia.


Senin, 11 April 2016

Lunturnya Budaya Wayang



Wayang merupakan salah satu budaya jawa.Baik wayang kulit atau wayang orang yang banyak berisi petuah maupun budi pekerti kini mulai luntur ditinggalkan.Dahulu,  Sunan Kalijaga menyebarka agama Islam menggunakan media wayang yang di dalamnya merupakan penggambaran dari kehidupan manusia.Tapi sayang budaya yang semestinya dijaga,dilestarikan bahkan dikembangkan untuk anak cucu kita sekarang sudah mulai luntur ,mereka beranggapan budaya wayang sudah kuno dan ketinggalan zaman.


Kebudayaan-kebudayaan bangsa, sekarang sudah mulai luntur dari masyarakat kita karena masyarakat kita khususnya para pemuda lebih condong senang meniru budaya-budaya luar dari pada budaya asli kita sendiri. Sebagai contoh para remaja putri atau pemudi kita lebih senang meniru memakai celana pendek seperti remaja putri atau pemudi luar negeri seperti korea,amerika,dsb yang ternyata merupakan kebudayaan barat yang mereka anggap dapat membuat mereka lebih cantik dari pada memakai pakaian yang menutup anggota tubuh yang merupakan salah ciri khas kita sebagai negara yang penuh sopan santun dan keramahannya. Remaja sekarang ini berbeda jauh dengan remaja-remaja zaman dulu. Jika remaja dulu cenderung aktif, kreatif, ulet dan mau berusaha sedangkan remaja sekarang ini sudah dimanjakan dengan peralatan serba canggih dan makanan instan, dan kebanyakan tidak mau berusaha dengan keras, sebagi generasi penerus harusnya kita berusaha lebih keras lagi. Zaman yang serba ada ternyata mampu membuat seorang menjadi pemalas dan lamban dalam berfikir serta bertindak.
            Selain itu, juga disebabkan karena kurang mengeerti bahasa jawa. Hal ini disebabkan karena sejak kecil anak sudah diajari bahasa Indonesia bukan bahasa jawa, sehingga hasilnya anak zaman sekarang kurang mengerti bahasa jawa. Kan jadi lucu masa ngakunya orang jawa ngak tau bahasa jawa!. Oleh sebab itu, maka kita sebagai generasi muda yang harus peduli terhadap budaya luhur kita, 



Senin, 04 April 2016

Pemanfaatan jagung menjadi 'sejag'



Saat ini jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. Lahan-lahan pertanian sekarang banyak berubah menjadi gedung dan perumahan. Dengan ini menyebabkan jumlah beras yang dihasilkan oleh petani di Indonesia tidak sepadan dengan jumlah penduduk di negara ini. Dengan ini diperlukan bahan pokok alternative pengganti beras. Di Indonesia banyak jenis makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat. Misalnya beras, jagung, gandum, sagu, dan lain-lain. Dari berbagai jenis makanan pokok tersebut metode pengolahannya pun bermacam-macam, ada yang di kukus, direbus, bahkan dikeringkan.
         Namun dari makanan pokok tersebut yang banyak dikonsumsi adalah beras. Indonesia yang merupakan negara agraris, atau negara yang penghasil utamanya bergerak pada sector pertanian pun masih mengimport beras dari negara tetangga. Karena Indonesia mengimport dari negara tetangga, sehingga harga beras relative mahal, oleh karena itu tidak jarang sebagian masyarakat Indonesia yang kelaparan dan busunglapar, karena tidak mampu membeli beras. Untuk menghindari hal tersebut agar tidak berkelanjutan maka dibutuhkan makanan pengganti beras dengan kandungan kalori rendah dan mutu setara dengan beras.Misalnya kita bisa memanfaatkan jagung yang bisa dibuat 'sejag' yang sering disebut sega jagung atau nasi jagung.


Proses pembuatan sejag

                    Cara pembuatan sejag mudah dan bahannya pun mudah dicari di pasaran.Untuk pembuatan sejag ini bisa  menggunakan jagung yang warnanya kuning maupun yang warnanya putih.Proses pembuatan sekarang semakin mudah karena sudah ada inovasi baru yaitu beras jagung instan.Dengan adanya beras jangung instan tersebut ibu rumah tangga maupun orang yang usaha rumah makan lebih mudah dalam memasak sejag yang gizinya banyak,selain itu harganya juga lebih murah dibanding beras.
                    Langkah pertama dalam pembuatan sejag yaitu memilih jagung terbaik yang sudah kering.Setelah dipipil,jagung kemudian digiling kasar atau ditumbuk untuk memisahkan kulit dari bijinya.Jagung yang sudah terkupas kulitnya kemudian digiling hinga pecahannya sebesar pasir.Butiran pasir itu kemudian dikukus hingga menjadi karu atau nasi setengah matang.Karu tersebut selanjutnya dijemur di bawah matahari hingga kering.Waktu penjemurannya bisa satu hingga dua hari.Bila menggunakan mesin pengering akan lebih bagus lagi.Pengeringan nasi jagung bisa lebih cepat karena tidak bergantung cuaca.Bila sudah kering,berarti sejag karu instan sudah jadi.Langkah berikutnya adalah memasukkan ke dalam wadah.Gunakan bungkus yang aman dan terlindung dari caahaya maupun sinar matahari langsung.Setelah itu sejag bisa dimasak sesuai dengan kebutuhan.Cara memasaknya dengan merendamnya di dalam air panas selama 10 menit hingga mengembang.Setelah itu,memasukkannya ke dalam magiccom,dan menambahkan air sesuai aturan.Biarkan sampai matangdan sejag bisa disajikan.
                     Pembuatan sejag atau beras jagung instan memiliki banyak versi,ada yang dalam bentuk serbuk, kristal,dan seperti beras.Biasanya yang bentuk seperti beras lebih efisien karena proses pembuatannya dikerjakan oleh  mesin yang canggih dan terjamin mutunya lebih baik.Proses pembuatannya dimulai dari jagung pipil dikeringkan dengan mesin silo sampai kadar air 11%.Selanjutnya 85% lemak dibersihkan hingga tinggal dibawah 1,5%(benar-benar low fat).Kemudian digiling dan diayak dengan mesin berteknologi khusus,jadi hasilnya lebih bersih.Cara pembuatan seperti ini belum pernah direbus/dikukus,sehingga lebih tahan lamadan kandungan lemak yang rendah membuat tidak cepat tengik.